Jakarta - Meski mediasi antar kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono Cs dianggap telah mencapai titik terang dalam pertemuan malam ini, namun anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar Agun Gunanjar menilai ada pemahaman yang belum sama.
Agun mengatakan, walau Ical bersedia menggelar Munas pada tahun 2015 sebagaimana menjadi jalan tengah atas kisruh yang dimediasi Dewan Pertimbangan, sesungguhnya Ical tetap dengan Munasnya di Bali. Dengan kata lain, Ical mengamini dua Munas.
"Pak Akbar saya hargai sebagai politisi itulah Wantim, tapi substansi yang dibicarakan dari sini dengan yang ini (kubu Ical dan Agung -red), diterimakan Pak Akbar masih beda. Jadi pengertian Munas dalam konteks yang ditawarkan Ical seperti ada dua munas. Ya tanggal 30 dan 2015," kata Agun Gunanjar.
Hal itu disampaikan usai jumpa pers atas pertemuan tertutup sekitar 3 jam antara Wantim dengan beberapa anggota Presidium termasuk Agun di kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Neli, Slipi, Jakbar, Sabtu (29/11/2014) dini hari.
"Kita nggak terima (Ical gelar dua Munas). Kalau mau terima (kesepakatan), Munas tanggal 30 November harus bubar," imbuh Agun.
Agun menuturkan, dengan dua pemahaman yang belum jelas itu, maka sebetulnya kesepakatan belum tercapai. Satu-satunya jalan keluar yang jadi tawaran tim penyelamat adalah membubarkan Munas di Bali dan menyusun Munas secara bersama-sama yang demokratis.
"Kenapa sih yang 30 November dipertahankan terus? Kalau memang ada langkah sepakat, kita siap kompromi. Tapi 30 November nggak boleh. You harus bubar. Ini yang antar Pak Akbar dan Ical belum clear. Jadi pertemuan tadi agak tersendat," papar mantan ketua komisi II itu.Next
Mulai hari anda dengan informasi aneka peristiwa penting dan menarik di "Reportase Pagi" pukul 04.00 - 05.30 WIB hanya di Trans TV
(bal/jor)
Foto Video Terkait
Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar