Kamis, 27 November 2014

Akbar Imbau Ditunda, Akankah Ical Tetap Ngotot Adakan Munas di Bali?









Jakarta - Ketum Aburizal Bakrie (Ical) tetap ingin Munas IX dilaksanakan pada lusa hari di Bali. Alasannya adalah karena mekanisme Rapimnas memutuskan untuk segera menyelenggarakan Munas pada akhir bulan November 2014.

Ical pun menunjuk Nurdin Halid sebagai Ketua SC Munas IX. Sontak saja pengurus DPP yang lain menolak dengan keras lantaran mencium bau tak sedap bahwa Nurdin akan memuluskan langkah Ical yang ingin maju kembali sebagai calon ketum.


Saat Ical akan mengumumkan pelaksanaan Munas dalam rapat pleno pada Senin (24/11) lalu, dia digeruduk oleh puluhan massa AMPG yang dipimpin oleh Yorrys Raweyai. Penggerudukan itu terjadi sebelum Ical yang pimpin rapat saat itu mengetok palu dan memutuskan Munas di Bali akan diselenggarakan dan diketuai Nurdin Halid.


Pleno pun ditunda sehari dengan agenda pengambilan keputusan tersebut. Namun kericuhan lebih parah pun pecah. Dua kelompok massa yang mengatasnamakan AMPG terlibat bentrokan yang menyebabkan sejumlah orang mengalami luka-luka.


Melihat peristiwa tersebut, Menkopolhukam Tedjo Edhi Purdijatno kemudian memberikan peringatan supaya munas di Bali ditunda. Hal ini mengingat Bali merupakan wilayah pariwisata internasional sehingga sangat sensitif mengenai hal keamanan.


"Dengan kader yang hadir lebih banyak, potensi konflik akan lebih besar sehingga membuat citra bangsa Indonesia akan buruk di mata dunia internasional. Hal tersebut akan membuat negara-negara di dunia mengeluarkan 'travel warning' bagi WN-nya yang akan berlibur di Bali," ujar Menkopolhukam Tedjo dalam keterangan tertulis, Selasa (25/11/2014).


Imbauan itu ditanggapi sinis oleh kubu Ical dan menganggap hal tersebut adalah intervensi politik dari pemerintah. Tedjo Edhi juga merupakan politisi NasDem sehingga muncul anggapan bahwa ketum partai ini yakni Surya Paloh turut campur dalam perpecahan Partai Golkar.


Menyusul imbauan dari Menkopolhukam, Dewan Pertimbangan Partai Golkar mengeluarkan pernyataan senada. Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung ingin tercapai konsensus terlebih dahulu baru kemudian Munas dilaksanakan.


"Demi menghindari pertentangan yang tak kondusif yang bisa mengarah perpecahan sebaiknya waktu pelaksanaan Munas IX pada 30 November - 3 Desember 2014 ditunda dan sekaligus digunakan untuk persiapan materi Munas terutama untuk merespons dinamika internal dan eksternal partai," ujar Akbar di rumahnya, Jl Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (27/11/2014).


Dengan adanya dua imbauan ini, akankah Ical tetap ngotot adakan Munas pada 30 November 2014 mendatang di Bali?




Ikuti berbagai berita menarik hari ini di program "Reportase Sore" TRANS TV yang tayang Senin sampai Jumat pukul 15.30 WIB

(bpn/fjr)








Foto Video Terkait




Redaksi: redaksi[at]detik.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar