Kamis, 27 November 2014

Tambang Emas Ilegal Subur di Kalbar, Ada Aparat dan Pejabat Jadi Beking?






Jakarta - Tambang emas ilegal disikat habis Polda Kalbar. Tercatat ada 236 mesin pengolahan emas yang disita atau dihancurkan petugas kepolisian sepanjang operasi sejak September lalu. Penambangan emas ilegal ini memang menjadi momok karena menyebabkan kerusakan lingkungan luar biasa.

Para penambang emas ini sebelumnya sulit diberantas, selalu ada perlawanan dari para pekerja sehingga menyebabkan kericuhan. Tapi, Polda Kalbar mengerahkan aparat Brimob, Satpol PP, serta dari Dinas ESDM, dan Lingkungan guna mencegah perlawanan.


"Kini masyarakat Kalbar bisa lega karena sungai yang semula keruh dan tercemar telah kembali jernih dan budi daya ikan keramba di sungai bisa hidup bergairah lagi," jelas Kapolda Kalbar Birgjen Pol Arief Sulistyanto, Jumat (28/11/2014).


Arief tak memungkiri saat ditanya soal alasan para penambang itu bisa dengan bebas melakukan penambangan ilegal selama ini. Ada dugaan beking dari aparat yang membuat mereka bisa cuek mencemari lingkungan.


"Tidak menutup kemungkinan ada aparat keamanan yang juga turut terlibat membiarkan dan mengambil keuntungan dari bisnis ilegal ini, sehingga menjadi masalah klasik yang seolah tidak bisa diatasi," jelas dia.


Polisi menangkap seorang pengusaha bernama TL dan dua penampung hasil tambang yakni TK dan MW. Barang bukti 7 Kg emas ikut disita


"Efektifitas pemberantasan PETI ini dilakukan dengam mengubah pola operasi penegakan hukum. Yang disadar bukan pekerja lapangan dan pendulang, tetapi pengusaha, penampung dan pemodal yang membeli hadil tambang. Terhadap pelaku diterapkan UU Minerba dengan ancaman pidana 10 tahun dan denda Rp 10 miliar, di samping itu juga dikenakan pasal TPPU yang ancamannya 15 tahun penjara," tutup Arief.




Ikuti berbagai berita menarik hari ini di program "Reportase Sore" TRANS TV yang tayang Senin sampai Jumat pukul 15.30 WIB

(ndr/mad)






Foto Video Terkait




Redaksi: redaksi[at]detik.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar