Minggu, 01/02/2015 11:16 WIB
Yogyakarta - Kabar penyadapan terhadap telepon Tim 9 belakangan berhembus kencang. Sekretaris tim independen Hikmahanto Juwana mengaku bahkan dirinya menerima teror.
"Kami ini diteror juga sudah, tidak ada kepres. Sudah diteror, tidak dapat honor. Haha.." ujar Hikmah kepada wartawan di Balairung UGM, Yogyakarta, Minggu (1/2/2015).
Mendengar pernyataan Hikmah, Buya Syafi'i Ma'arif yang ada di sampingnya ikut tertawa lepas.
Namun pakar hukum internasional UI ini tidak menjelaskan teror seperti apa yang diterimanya. Dia juga tidak berencana melakukan respons apapun terkait aksi penyadapan tersebut.
"Kami berpasrah diri. Sejak kami ditunjuk presiden, kami sadar ini penuh risiko," imbuhnya.
Hikmah mengaku tak merasa khawatir dan tak meminta perlindungan khusus. Dia yakin Tim 9 mendapat dukungan dari rakyat. "Karena ini Presiden lho yang minta, bukan siapa-siapa," kata Hikmahanto.
Hikmahanto berada di Yogya untuk mengikuti 'Diskusi Mengatasi Krisis Kebangsaan' yang digelar di UGM. Hadir dalam kesempatan itu perwakilan Forum Rektor Indonesia dan para akedemisi dari berbagai daerah.
Indonesia jadi surga pelaku pedopilia dunia. Saksikan di program "Reportase Sore" TRANS TV Senin sampai Jumat pukul 16.45 WIB
(sip/try)
Setelah eksekusi 6 terpidana mati narkoba, dua negara menarik duta besarnya. Bagaimana perkembangan terkini? Simak di sini.
Foto Video Terkait
Twitter Recommendation
Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar